Jumat, 29 Juni 2012

Koran Digital

Dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa dengan membaca koran untuk memperoleh sebuah berita, namun tahukah anda saat ini sudah jamannya koran digital?

Koran digital ini merupakan koran yang dapat diakses melalui media elektronik seperti komputer atau mobile handphone. Dalam hal inilah koran mengalami proses digitalisasi dan sudah banyak media massa yang mengembangkan teknologi koran digital ini dan membuat bentuk online dari koran cetak.

Sama seperti koran apa umumnya, Koran digital juga berisi pesan-pesan atau berita untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal aktual atau yang baru saja terjadi. Prinsipnya sama seperti media cetak namun dikategorikan ke dalam media elektronik karena proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis. Contoh dari media elektronik antara lain televisi, radio, internet). Edisi online dari sebuah koran ini memiliki reputasi yang tak kalah dengan koran edisi cetak karena berbagai macam user dapat mengakses koran digital ini dan semakin banyaknya pemasang iklan yang terdapat di website.
Saat ini hampir semua koran nasional yang ada sudah menyediakan layanan koran dalam bentuk elektronik. Beberapa koran nasional yang sudah dapat diperoleh dalam bentuk elektronik atau digital antara lain: Seputar Indonesia, The Jakarta Post, Jawapos, Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia
Pada teknologi Koran Digital ini, tentu saja mempunyai beberapa keunggulan sekaligus kekurangan, yaitu :

Keunggulan
  1. Tampilan lebih menarik karena ditambah dengan gambar bergerak dan iklan. Tidak hanya berupa teks dan tulisan serta tata letak dan desain warna yang lebih banyak dan menarik.
  2. Beritanya selalu terbaru. Tidak seperti edisi cetak yang harian atau mingguan. Jika ada berita baru, langsung dapat diunduh dan diunggah sehingga peristiwa yang disajikan semakin aktual.
  3. Kemudahan memilih berita mana saja yang akan dibaca. Dengan koran digital akan sangat mudah untuk memilih berita karena semua terpampang di halaman pertama melalui menu previewsemua halamannya. Selain itu, artikel yang bisa dibaca menjadi lebih banyak karena mampu diakses sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama.
  4. Cepat dan bisa disimpan. Tak perlu bersusah membolak-balik karena bisa memilih-milih artikel yang hendak dibaca serta waktu yang lebih singkat untuk membaca koran ini karena mampu mengakses artikel sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama. Selain itu, artikel yang penting bisa disimpan dengan cara mengunduh atau dalam format PDF.
  5. Tanpa kertas. Sesuai dengan isu pemanasan global saat ini, koran digital memberikan warna bagi gerakan baru untuk menghemat penggunaan kertas dan percetakan. Dengan munculnya koran digital, konten-konten dari sebuah koran dapat langsung diunggah sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam proses percetakan yang biasa dipakai oleh media cetak. Ancaman ketersediaan kertas yang semakin menipis semakin berkurang disamping harga kertas yang semakin mahal dan ketersediaanya yang semakin menipis.
  6. Memangkas biaya produksi dan pengiriman yang mencapai angka 75 persen dari biaya pengeluaran produksi seluruhnya. Sebagian penerbit melihat inovasi teknologi ini akan membantu mereka meraih iklan online lebih besar lagi dan tetap menjangkau para pembacanya.
  7. Praktis dan mudah di dapat di manapun dan kapanpun karena akses koran digital tidak terbatas dengan berkembangnya teknologi internet. Penyimpanan koran digital pun tidak memerlukan sebuah ruang atau tempat yang luas.
Kekurangan
  1. Keterbatasan sasaran pasar. Target yang dituju hanya pada kalangan menengah ke atas yang mempunyai fasilitas internet dan mempunyai handphone yang memiliki kanal GPRS. Atau di kalangan para pebisnis dan wirausahawan yang memiliki komputer pribadi atau komputer jinjing yang bisa mengakses layanan internet melalui wifi atau modem internet.
  2. Dijadikan lahan bisnis media dan komersil. Terutama karena adanya iklan-iklan bergerak dan video yang hanya mampu diakses menggunakan teknologi Flash dan hanya beberapa pihak saja yang ahli membuat gambar bergerak ini di Indonesia.
  3. Loading masih memerlukan waktu yang lama karena kemampuan koneksi internet di Indonesia masih lamban. Kecepatan internet di Indonesia masih jauh dibawah Korea Selatan, Hongkong,China, Singapura dan Jepang yang sudah mencapai angka 16.00 Mbps dan hanya memerlukan waktu sepersekian detik untuk mengakses internet daripada di Indonesia yang masih menghabiskan waktu hingga belasan bahkan puluhan detik dengan kecepatan yang hanya mencapai ratusan kbps saja.
  4. Mahalnya biaya internet di Indonesia yang mencapai 17 kali lebih mahal daripada di negara Jepang. Dengan kecepatan yang hanya 256 kbps, para pengguna internet di Indonesia harus membayar sekitar ratusan ribu rupiah per bulan dengan asumsi kuota internet tak terbatas. Selain itu, para pembaca yang mengakses Koran Digital ini melalui telepon genggam mereka menghadapi tagihan biaya yang sama mahalnya karena harga paket yang ditawarkan oleh provider handphone untuk mengakses internet masih relatif mahal.

Selasa, 19 Juni 2012

Gordang Sambilan (Sembilan Gendang)

Masih dengan kebudayaan Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Utara, pernahkah kalian mendengar tentang alat musik Gordang Sambilan? Ya itu adalah salah satu warisan budaya bangsa Mandailing Sumatera Utara. Gordang Sambilan diakui oleh ahli/pakar etnomusikologi sebagai salah satu ensemble musik yang teristimewa di dunia. Bagi orang Mandailing di masa lalu, Gordang Sambilan merupakan musik adat sakral (kudus), dipandang sacral karena dipercaya mempunyai kekuatan gaib memanggil roh nenek moyang untuk memberi pertolongan melalui medium atau shaman yang dinamakan sibaso. Oleh karena itu, pada masa lalu, di setiap kerajaan otonom yang banyak terdapat di Mandailing harus ada satu ensambel Gordang Sambilan. Alat musik sakral itu di tempatkan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat dan Pemerintahan Kerajaan) atau di satu bangunan khusus untuknya yang dinamakan Sopo Gordang yang terletak dekat Bagas Godang (kediaman raja). Gordang Sambilan hanya digunakan untuk upacara adat dan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Gordang Sambilan terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang relatif sangat besar dan panjang. Ukuran besar dan panjangnya kesembilan gendang tersebut bertingkat, mulai dari yang paling besar sampai pada yang paling kecil. Tabung resonator Gordang Sambilan terbuat dari kayu yang dilumbangi dan salah satu ujung lobangnya (bagian kepalanya) ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit lembu yang ditegangkan dengan rotan sebagai alat pengikatnya. Untuk membunyikan Gordang Sambilan digunakan kayu pemukul. Masing-masing gendang dalam ensambel Gordang Sambilan mempunyai nama sendiri. Namanya tidak sama di semua tempat di seluruh Madailing. Karena masyarakat Madailing yang hidup dengan tradisi adat yang demokratis punya kebebasan untuk berbeda. Instrumen musik tradisional Gordang Sambilan dilengkapi dengan dua buah ogung (gong) besar. Yang paling besar dinamakan ogung boru-boru (gong betina) dan yang lebih kecil dinamakan ogung jantan (gong jantan), satu gong yang lebih kecil yang dinamakan doal dan tiga gong lebih kecil lagi yang dinamakan salempong atau mong-mongan. Gordang Sambilan juga dilengkapi dengan alat tiup terbuat dari bambu yang dinamakan sarune atau saleot dan sepasang simbal kecil yang dinamakan tali sasayat. Pada zaman sebelum Islam, Gordang Sambilan digunakan untuk upacara memanggil roh nenek moyang apabila diperlukan pertolongannya. Upacara tersebut dinamakan paturuan Sibaso (memanggil roh untuk merasuk/menyurupi medium Sibaso). Tujuannya untuk minta pertolongan roh nenek moyang, mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat, seperti misalnya penyakit berjangkit. Gordang Sambilan digunakan juga untuk upacara meminta hujan atau menghentikan hujan yang turun terlalu lama dan menimbulkan kerusakan. Selain itu dipergunakan pula untuk upacara perkawinan yang dinamakan Orja Godang Markaroan Boru dan untuk upacara kematian yang dinamakan Orja Mambulungi. Penggunaan Gordang Sambilan untuk kedua upacara tersebut, karena untuk kepentigan pribadi harus lebih dahulu mendapat izin dari pemimpin tradisional yang dinamakan Namora Natoras dan dari Raja sebagai kepala pemerintahan. Permohonan izin itu dilakukan melalui suatu musyawarah adat yang disebut markobar adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Namora Natoras dan Raja beserta pihak yang akan menyelenggarakan upacara. Selain harus mendapat izin dari Namora Natoras dan Raja untuk penggunaan Gordang Sambilan dalam kedua upacara tersebut harus disembelih paling sedikit satu ekor kerbau jantan dewasa. Jika persaratan tersebut tidak dipenuhi maka Gordang Sambilan tidak boleh digunakan. Untuk upacara kematian (Orja Manbulungi) yang digunakan hanya dua buah yang terbesar dari instrumen Gordang Sambilan yang digunakan, yaitu yang dinamakan Jangat. Tapi dalam konteks penyelenggaraan upacara kematian ia dinamakan Bombat. Penggunaan Gordang Sambilan dalam upacara adat disertai dengan peragaan benda-benda kebesaran adat, seperti bendera-bendera adat yang dinamakan Tonggol, payung kebesaran yang dinamakan Payung Raranagan. Gordang Sambilan juga digunakan untuk mengiringi tari yang dinamakan Sarama. Penyarama (orang yang melakukan tari Sarama) kadang-kadang mengalami kesurupan (trance) pada waktu menari karena dimasuki oleh roh nenek moyang. Demikian juga halnya dengan pemain Gordang Sabilan. Pada masa belakangan ini Gordang Sambilan selain masih digunakan oleh orang Mandailing sebagai alat musik adat yang sakral, juga sudah ditempatkan sebagai alat musik kesenian tradisional Mandailing yang sudah mulai populer di Indonesia dan bahkan di Eropa dan Amerika Serikat. Karena dalam beberapa lawatan kesenian tradisional Indonesia ke dua Kontinen tersebut sudah diperkenalkan Gordang Sambilan. Orang Mandailing yang banyak terdapat di Malaysia sudah mulai pula menggunakan Gordang Sambilan untuk berbagai upacara. Dengan ditempatkannya Gordang Sambilan sebagai instrumen musik kesenian tradisional Mandailing, maka Gordang Sambilan sudah digunakan untuk berbagai keperluan di luar konteks upacara adat Mandailing. Misalnya untuk menyambut kedatangan tamu-tamu agung, perayaan-perayaan nasional dan acara pembukaan berbagai upacara besar serta untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sumber : http://www.mandailing.org/ind/warisan-gs.html

Tari Tor Tor

Apa yang ada dipikaran anda ketika saya menyebutkan tentang tari Tor Tor? Pasti anda langsung teringat dengan daerah Sumatera Utara. Karena tari Tor Tor ini memang berasal dari Mandailing Sumatera Utara, yang sering dibawakan oleh masyarakat suku Batak dalam suatu acara tertentu. Mari mengenal lebih dekat tarian Tor Tor ini. Menurut sejarah, tari Tor Tor sering dimainkan bersama alat-alat musik tradisional, seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Tari Tor Tor digunakan dalam acara ritual yang berhubunga dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan “masuk” ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur). Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan. Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya. Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung). Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah. Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis

Minggu, 13 Mei 2012

Pempek

Kalau kita berbicara tentang Indonesia tidak terlepas dari yang namanya makanan, makanan khas diantarantanya ada sate, nasigoreng, soto, pempek dan banyak lainnya. Salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia adalah pempek. Makanan yang terbuat dari sagu dan ikan ini sangat digemari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mari kita lihat lebih jelas tentang sejarah pempek, dan mengapa semua orang sangat suka dengan makanan khas yang satu ini. Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning. Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina. Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek. Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang. Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis (skripsi satu mahasiswa di Riau isan_mutuah@plasa.com), ikan lele serta ikan tuna putih. Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting. Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Karena banyaknya yang menyukai pempek, sekarang pempek tidak hanya dijual di Palembang tapi setiap kota pasti ada yang menjual pempek. Sehingga lebih mudah, dan tidak perlu dating ke Palembang untuk memakan pempek.

Candi Borobudur

Apa yang ada dipikiran anda ketika saya menyebutkan tentang Candi Borobudur. Semua orang Indonesia tentu tau Candi yang terkenal ini, Candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini merupakan salah 1 dari 7 keajaiban di dunia. Tahukah anda apa makna dibalik nama Borobudur? Mari kita bahas lebih dekat tentang Candi Borobudur. Dalam Bahasa Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut candi, istilah candi juga digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala yang berasal dari masa Hindu-Budha. Asal mula nama Borobudur tidak begitu jelas diketahui, nama Borobudur pertama kali ditulis dalam buku “Sejarah Pulau Jawa” karya Sir Thomas Raffles. Raffles menulis mengenai monument bernama Borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen dokumen yang lebih tua yang menyebutkan nama yang sama persis. Satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya bangunan suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365. Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro); kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu berdiri. Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba" maka bermakna, "Boro purba". Akan tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung. Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Dalam perjalanannya Candi Borobudur mengalami banyak kemajuan dan penurunan, karena meletusnya Gunung Merapi Borobudur sempat tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad di bawah lapisan tanah debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga Borobudur kala itu benar-benar menyerupai bukit. Namun akhirnya Borobudur ditemukan kembali dan banyak melakukan pemugaran. Pada akhir 1960-an, Pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini. Pada 1973, rencana induk untuk memulihkan Borobudur dibuat. Pemerintah Indonesia dan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh monumen ini dalam suatu proyek besar antara tahun 1975 dan 1982. Setelah renovasi, UNESCO memasukkan Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 1991. Borobudur masuk dalam kriteria Budaya (i) "mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius", (ii) "menampilkan pertukaran penting dalam nilai-nilai manusiawi dalam rentang waktu tertentu di dalam suatu wilayah budaya di dunia, dalam pembangunan arsitektur dan teknologi, seni yang monumental, perencanaan tata kota dan rancangan lansekap", dan (vi) "secara langsung dan jelas dihubungkan dengan suatu peristiwa atau tradisi yang hidup, dengan gagasan atau dengan kepercayaan, dengan karya seni artistik dan karya sastra yang memiliki makna universal yang luar biasa". Candi Borobudur mempunyai konsep rancang bangunan tersendiri, terdapat tiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha : • Kamadhatu, bagian kaki Borobudur melambangkan kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. • Rupadhatu, Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). • Arupadhatu, Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan ketiadaan sempurna dimana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara.

Hewan Komodo

Siapa yang tidak mengenal hewan Komodo, Komodo atau biasa disebut biawak komodo adalah hewan yang berspesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup. Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer. Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan. Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang, memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih. Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara. Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini. Mereka aktif pada siang hari, walaupun kadang-kadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter, serta pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang. Dengan bertambahnya umur, komodo lebih menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya memanjat pohon. Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Komodo umumnya berburu pada siang hingga sore hari, tetapi tetap berteduh selama bagian hari yang terpanas. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya. Tempat ini umumnya juga merupakan lokasi yang strategis untuk menyergap rusa. Komodo adalah hewan karnivora. Reptil purba ini makan dengan cara mencabik potongan besar daging dan lalu menelannya bulat-bulat sementara tungkai depannya menahan tubuh mangsanya. Untuk mangsa berukuran kecil hingga sebesar kambing, bisa jadi dagingnya dihabiskan sekali telan. Isi perut mangsa yang berupa tumbuhan biasanya dibiarkan tak disentuh. Air liur yang kemerahan dan keluar dalam jumlah banyak amat membantu komodo dalam menelan mangsanya. Meski demikian, proses menelan tetap memakan waktu yang panjang; 15–20 menit diperlukan untuk menelan seekor kambing. Dikarenakan metabolismenya yang lamban, komodo besar dapat bertahan dengan hanya makan 12 kali setahun atau kira-kira sekali sebulan. Komodo merupakan salah satu hewan yang sudah hampir punah, maka dari itu di Indonesia terdapat salah satu pulau sebagai habitat asli hewan komodo disebut sebagai Pulau Komodo yang terletak dikepulauan Nusa Tenggara. Dan Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Angklung

Di Indonesia banyak sekali alat musik, salah satu diantaranya yaitu angklung, angklung adalah salah satu alat musik tradisional khas Indonesia yang berasala dari daerah Jawa Barat. Mari kita lihat lebih dekat tentang penjelasan alat musik khas Indonesia yang satu ini. Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahsa sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Jenis-jenis angklung diantaranya : • Angklung Kanekes Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. • Angklung Dogdog Lojor Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang. • Angklung Gubrag Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. • Angklung Badeng Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. • Buncis Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. • Angklung Padaeng Sesuai dengan Teori_musik, angklung padaeng secara khusus dibuat menjadi dua jenis besar yakni: a) Angklung Melodi, adalah angklung yang secara fisik terdiri atas dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya ada: o Angklung melodi kecil, terdiri atas 31 angklung. o Angklung melodi besar, atau disebut juga bass-party, terdiri atas 11 angklung. b) Angklung akompanimen, adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada Harmoni. Tabung suaranya ada 3 atau 4, sesuai dengan Akord diatonis. Suatu unit angklung standar biasanya memiliki: o Angklung akompanimen mayor sekaligus akord dominan septim, terdiri atas 12 buah angklung o Angklung akompanimen minor, terdiri atas 12 buah angklung • Angklung Sarinade • Aruba • Arumba Arumba adalah istilah bagi seperangkat alat musik (ensemble) yang minimal terdiri atas : o Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu orang o Satu unit bass lodong, juga dijejer agar bisa dimainkan satu orang o Gambang bambu melodi o Gambang bambu akompanimen o Gendang • Angklung Toel Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Ujo sekitar tahun 2008. • Angklung Sri-Murni Tenik Permainan Angklung : • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan. • Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato). • Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

Sabtu, 12 Mei 2012

Wayang Indonesia

Kalo kita berbicara tentang Indonesia, tidak terlepas dari kebudayaannya yang beraneka ragam. Salah satu kebudayaan Indonesia yaitu wayang. Wayang dalam bahasa jawa, berarti “bayangan”, jika ditinjau dari arti filsafatnya “wayang” dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dalam jiwa manusia, seperti angkara murka, kebajikan, serakah, dan lain-lain. Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun SM. Seni tradisional Indonesia ini terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pada tanggal 7 November 2003 UNESCO sebagai lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana. Jenis-jenis wayang : 1. Wayang Kulit • Wayang Purwa • Wayang Madya • Wayang Gedog • Wayang Dupara • Wayang Wahyu • Wayang Suluh • Wayang Kancil • Wayang Calonarang • Wayang Krucil • Wayang Ajen • Wayang Sasak • Wayang Sadat • Wayang Parwa 2. Wayang Kayu • Wayang Golek/Wayang Thengul (Bojonegoro) • Wayang Menak • Wayang papak/Wayang Cepak • Wayang Klithik 3. Wayang Beber 4. Wayang Orang • Wayang Gung (Kalimantan Selatan) • Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan selatan) 5. Wayang Suket 6. Wayang Gung 7. Wayang Timplong 8. Wayang Arya 9. Wayang Potehi 10. Wayang Gambuh 11. Wayang Parwa 12. Wayang Cupak Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku : • Wayang Jawa Yogyakarta • Wayang Jawa Surakarta • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan • Wayang Jawa Timur • Wayang Bali • Wayang Sasak (NTB) • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan) • Wayang Palembang (Sumatera Selatan) • Wayang Betawi (Jakarta) • Wayang Cirebon (Jawa Barat) • Wayang Madura (sudah punah) • Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

Kamis, 05 April 2012

Structure TOEFL skill-10

10. Adjective Clause
In Skill 9 we saw that adjective clause connectors can be used to introduce clauses that describe nouns. In Skill 10 we will see that in some cases an adjective clause connector is not just a connector; an adjective clause connector can also be the subject of the clause at the same time.

we are looking at a house that is quite expensive

In the first example, there are two clauses: we is the subject of the verb are looking, and that is the subject of the verb is. These two clauses are joined with the connector that. Notice that in this example the word that serves two functions at the same time: it is the subject of the verb is, and it is the connector that joins the two clauses. The adjective clause that is quite expensive describes the noun house.

In the second example, there are also two clauses: house is the subject of the verb seems, and that is the subject of the verb is. In this example, that also serves two functions: it is the subject of the verb is, and it is the connector that joins the two clauses. Because that is quite expensive is an adjective clause describing the noun house, it directly follows house.

The following example shows how these sentence patterns could be tested in the Structure section of the TOEFL test.

Example

______ just dropped off a package for you is my sister.

(A) The woman
(B) The woman who
(C) Because the woman
(D) With the woman

In this example, you should notice immediately that the sentence has two verbs, dropped and is, and each of them needs a subject. The only answer that has two subjects is answer (B), so answer (B) is the correct answer. The correct sentence should say: The woman who just dropped off a package for you is my sister. In this sentence woman is the subject of the verb is, and who is the subject of the verb dropped.

sumber : www.toeflskill.com

Structure TOEFL skill-9

9. Adjective Clause Connector
An adjective clause describes a noun. Because the clause is an adjective, it is positioned directly after the noun that it describes.

In the first example, there are two clauses: this is the subject of the verb is, and I is the subject of the verb want. That is the adjective clause connector that joins these two clauses, and the adjective clause that I want to buy describes the noun house.

In the second example, there are also two clauses: house is the subject of the verb is, and I is the subject of the verb want. In this sentence also, that is the adjective clause connector that joins these two clauses, and the adjective clause that I want to buy describes the noun house.

The following example shows how these sentence patterns could be tested in the Structure section of the TOEFL test.

Example

The job _____ started yesterday was rather difficult.
(A) when
(B) was
(C) after
(D) that he

In this example, you should notice quickly that there are two clauses: job is the subject of the verb was, and the verb started needs a subject. Because there are two clauses, a connector is also needed. Answers (A) and (C) have connectors, but there are no subjects, so these answers are not correct. Answer (B) changes started into a passive verb; in this case the sentence would have one subject and two verbs, so answer (B) is not correct. The best answer to this question is answer (D). The correct sentence should say: The job that he started yesterday was rather difficult. In this sentence job is the subject of the verb was, he is the subject of the verb started, and the connector that joins these two clauses.

sumber : www.toeflskill.com

Structure TOEFL skill-8

8. Noun Clause Connector/Subject
In Skill 7 we saw that noun clause connectors can be used to introduce noun clauses. In Skill 8 we will see that in some cases a noun clause connector is not just a connector; a noun clause connector can also be the subject of the clause at the same time. Study the clauses and connectors in the following sentences.

I know what happened yesterday
NOUN CLAUSE AS OBJECT OF VERB


We are thinking about what happened yesterday.
NOUN CLAUSE AS OBJECT OF PREPOSITION

In the first example, there are two clauses: I know and what happened yesterday. These two clauses are joined by the connector what. It is important to understand that in this sentence the word what serves two functions. It is both the subject of the verb happened and the connector that joins the two clauses.

In the second example, there are two clauses. In the first clause we is the subject of are thinking. In the second clause what is the subject of happened. What also serves as the connector that joins the two clauses. The noun clause what happened yesterday functions as the object of the preposition about.

The following example shows how this sentence pattern could be tested in the Structure section of the TOEFL test.

Example

The company was prepared for ________ happened with the economy.

(A) it
(B) the problem
(C) what
(D) when

sumber : www.toeflskill.com

Structure TOEFL skill-7

7. Noun Clause Connector
A noun clause is a clause that functions as a noun; because the noun clause functions as a noun, it can be used in a sentence as an object of a verb (if it follows a verb) or an object of a preposition (if it follows a preposition). Study the clauses and connectors in the following sentences.

In the first example, there are two clauses, I don’t know and he said such things. These two clauses are joined with the connector why. Why changes the clause he said such things into a noun clause which functions as the object of the verb don’t know.

In the second example, the two clauses I am thinking and he said such things are also joined by the connector why. Why changes the clause he said such things into a noun clause which functions as the object of the preposition about.

The following example shows how these sentence patterns could be tested in the Structure section of the TOEFL test

Example

The citizens worry about ____ is doing.

(A) what the government
(B) the government
(C) what
(D) what the government it

In this example, the sentence contains the main subject and verb, the citizens worry, and it also contains an additional verb, is doing. The sentence needs a subject for the verb is doing and a connector to join the two clauses. The best answer is answer (A) because it has the connector what and the subject government. Answer (B) is incorrect because it does not have a connector. Answer (C) is incorrect because it does not have a subject for is doing. Answer (D) is incorrect because it has two subjects for is doing.

sumber : www.toeflskill.com

Structure TOEFL skill-6

6. Adverb Clause Connector
Sentences with adverb clauses have two basic patterns in English. Study the clauses and connectors in the following sentences:

He is tired because he has been working so hard.
Because he has been working so hard, he is tired.

In each of these examples, there are two clauses: he is tired and he has been working so hard. The clause he has been working so hard is an adverb clause that is introduced with the connector because. In the first example, the connector because comes in the middle of the sentence, and no comma (,) is used. In the second example, the connector because comes at the beginning of the sentence. In this pattern, when the connector comes at the beginning of the sentence, a comma (,) is required in the middle of the sentence.

The following example shows how this sentence pattern could be tested in the Structure section of the TOEFL test.


Example

_____ arrived at the library, he started to work immediately.

(A) The student
(B) When
(C) He
(D) After the student

In this example, you should recognize easily that the verb arrived needs a subject. There is also another clause, he started to work immediately. If you choose answer (A) or answer (C), you will have a subject for the verb arrived, but you will not have a connector to join the two clauses. Because you need a connector to join two clauses, answers (A) and (C) are incorrect. Answer (B) is incorrect because there is no subject for the verb arrived. Answer (D) is the best answer because there is a subject, student, for the verb, arrived, and there is a connector, after, to join the two clauses.

sumber : www.toeflskill.com